(Matematika Mengenyam Dunia)
Oleh : Lilintri Nurhayati
Seorang siswa bertanya kepada guru matematika untuk menceritakan ketidaksukaannya dengan mata pelajaran matematika, berikut cuplikan pembicaraan mereka :
Siswa : Pak, saya tidak suka belajar matematika.
Guru : Kenapa engkau tidak menyukai matematika.
Siswa : Pak, matematika itu sulit dan isinya cuma angka-angka.
Guru : Matamatika adalah bahasa, nak.
Siswa : Mengapa matematika merupakan bahasa, Pak?
Guru : Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Siswa : Apa bedanya dengan bahasa yang biasa saya gunakan.
Guru : Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat
kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Lambang-lambang
dalam matematika dibuat secara artificial dan individual yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang sedang dikaji.
Siswa : Saya masih tidak mengerti, Pak.
Guru : Tahukah engkau satu kambing ditambah satu kambing menjadi berapa kambing?
Siswa : Jelas dua ekor kambing, Pak.
Guru : Tapi kalau ada yang menjawab belum tentu dua karena siapa tahu kalau yang seekor tiba-tiba mati atau dua-duanya mati, bagaimana? Atau bagaimana jika salah satunya kambing betina yang tiba-tiba melahirkan maka jawabnya tidak lagi dua kambing tapi lebih dari dua kambing.
Siswa : Saya masih tidak tahu maksudnya, Pak.
Guru : Coba, berakah hasil dari x + x ?
Siswa : Jelas x + x = 2x
Guru : Nah, itulah bedanya bahasa verbal dengan bahasa matematika. Dalam bahasa verbal seperti contoh tadi satu kambing ditambah satu kambing dapat diperoleh jawaban yang bermacam-macam, belum lagi jika kamu emosi karena contoh yang dipakai adalah kambing. Dengan menggunakan bahasa matematika, sebuah obyek yang akan kita telaah dapat kita lambangkan dengan apa saja sesuai dengan perjanjian kita. Misalkan “banyaknya kambing” dapat kita lambangkan dengan x. Sehingga jelas pernyataan matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informative dengan tidak menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.
Siswa : Sejak kapan matematika di gunakan?
Guru : Dapat dikatakan sejak adanya peradaban manusia, para pendeta Mesir Kuno sekitar 3500SM merupakan ahli-ahli matematika pertama, mereka gunakan perhitungan matematika untuk mengukur pasang surut sungai Nil dan meramalkan timbulnya banjir, pada zaman itu pengetahuan matematika dianggap keramat dan mereka menyembunyikan pengetahuan mereka untuk kekuasaan mereka.
Siswa : Apa gunanya Pak saya belajar matematika?
Guru : Bukankah dalam kehidupan sehari-hari kamu sudah banyak menggunakan matematika.
Siswa : Tidak mungkin, Pak.
Guru : Semua ilmu menggunakan matematika baik dalam pengukuran, perhitungan ataupun dalam penggunaan logika matematika dalam penarikan keputusan
Siswa : Contohnya apa, Pak?
Guru : Perhitungan dalam ilmu-ilmu alam menggunakan matematika, dalam ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi statistika dan konsep fungsi sangat berperan, dalam bidang kependudukan peran statistika sangat penting, konsep bilangan biner digunakan pada teknik informatika dan komputer, bahkan dalam diplomasi dan militer konsep kekongruenan bilangan berperan dalam membuat sandi atau pesan rahasia, seperti yang dilakukan Julius Caesar
Siswa : Wah menarik sekali
Guru : Konsep kekongruenan bilangan digunakan dalam cryptology yaitu ilmu yang mempelajari sistem yang bersifat rahasia dan cryptography merupakan salah satu bagian dari cryptology. Contohnya : kata “matematika menganyam dunia” dapat ditulis menjadi “PDWHP DWLND PHQJD QBDPG XQLD”
Siswa : Apakah ada lagi?
Guru : Dalam seni rupa ada batik yang dibuat dengan pola fraktal. Teori graph dapa digunakan dalam menentukan trayek kendaraan umum. Konsep kombinasi digunakan dalam genetika. Bahkan dalam menentukan hari Idul Fitri pun dapat menggunakan konsep matematika dalam perhitungan kalender Hijriah. Bilangan biner dan logika matematika digunakan dalam teknologi komputer, sedangkan kau tahu sekarang komputer banyak digunakan dengan software-software yang terus berkembang untuk membantu para ahli apapun bidangnya. Jadi matematika sungguh sudah menganyam dunia. Tentunya masih banyak lagi penggunaan matematika dalam kehidupan kita di dunia ini.
Siswa : Trimakasih Pak Guru, atas keterangannya
Sumber Bacaan :
Rosen, Kenneth H. 1993. Elementary Number Theory and Its Application-3rd ed. USA: Addison-Wesley Publishing Company
Jujun S. Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
2 komentar:
Semoga usaha Ibu membawa manfaat dan kebaikan. Setidaknya Ibu telah membuktikan bahwa berfilsafat itu mungkin. Mohon agar tugas-tugas yang lain juga dibuat. Amiin.
Trimakasih Bapak, atas motivasinya.
Posting Komentar