Kesalahan :
Aku adalah antithesis dari kebenaran
Teori korespondensi :
Kau adalah kesalahan karena pernyataan yang kau kandung tidak berkorespondensi (berhubungan)dengan objek yang kau tuju.
Teori koheren :
Kau adalah kesalahan karena kau tidak konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang sebelumnya yang dianggap benar.
Teori Pragmatis :
Kau adalah kesalahan karena kau tidak bersifat fungsional atau konsekuensi dari dirimu tidak mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.
Kesalahan :
Lalu apa bagian terendah dan tertinggi dari diriku?
Pikiran :
Kenapa kau tanyakan terendah dan tertinggi? Bukankah terendah atau tertinggi akan berbeda untuk hal yang berbeda?
Kesalahan :
Aku tak mengerti, coba berikan alasanmu.
Pikiran :
Jika seorang anak yang baru belajar menjumlahkan bilangan maka ketika ia salah menjumlahkan bilangan, itu merupakan kesalahan tertingginya, tetapi untuk anak yang mempelajari materi matematika yang lebih kompleks maka ketika ia salah menjumlahkan bilangan maka itu kesalahan terendahnya.
Kesalahan :
Lalu apalah artinya diriku menurut teori pragmatis aku tidak mempunyai kegunaan.
Pikiran :
Sabarlah, sebenarnya keberadaanmu melengkapi kebenaran, sejatinya di dunia ini penuh dengan kontradiksi. Kebenaran ada karena adanya dirimu.
Kesalahan :
Aku bingung.
Pikiran :
Tahukan engkau seorang yang menyadari dirimu dan berniat memperbaikimu akan berusaha mencari antithesis dirimu yaitu kebenaran. Dengan proses itulah terjadi transformasi dalam diri seseorang untuk terus berupaya memperbaiki dari kesalahan tertinggi sampai seminimal mungkin tidak melakukan kesalahan. Namun manusia tidaklah sempurna, hanya Tuhanlah yang sempurna. Manusia mungkin punya keterbatasan yaitu lupa sehingga mungkin timbul banyak kesalahan karenanya.
Kesalahan :
Berarti lupa adalah salah satu bagian diriku.
Pikiran :
Lupa merupakan bagian dirimu, tapi bersyukurlah manusia diberikan oleh Tuhan karunia lupa.
Kesalahan :
Mengapa kau katakana lupa adalah karunia.
Pikiran :
Aku katakan lupa adalah karunia sebab bayangkan engkau tidak diberi karunia lupa maka hal-hal yang menyakitimu, memalukanmu atau membuatmu trauma akan terus kau ingat. Alangkah menderitanya hidupmu karena masih mengingatnya dengan sangat jelas. Manusia patut bersyukur kepada Tuhan karena diberikan karunia lupa untuk menghapus hal-hal yang tidak baik dalam hidup kita dan menjalani hidup dengan sikap optimis.
Kesalahan :
Trimakasih, walaupun sampai kini diriku belum menemukan apa bagian terendah dan tertinggi dari diriku tapi kucoba berupaya melihat diriku kedalam. Aku setuju denganmu hidup penuh kontrakdiksi, sementara aku melengkapi kebenaran, sekaligus aku mereduksi ingatan dengan karunia lupa yang Tuhan berikan.
Sumber Bacaan :
Jujun S. Suriasumantri. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Marsigit. 2009. Jargon Kebaikan dan Keburukan.http://powermathematics.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar